Definisi
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola/ mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak
Pajak
n Secara hukum,pajak dapat didefinisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal (berdasarkan undang-undang), sehingga pemerintah mempunyai kekuatan hukum untuk menindak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya.
n Walaupun sifatnya memaksa,pemerintah tidakmempunyai kewajiban untuk membalas jasa secara langsung kepada wajib pajak. Pajak dipungut untuk menjalankan roda pemerintahan
Secara ekonomi, pajak dapat didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan perusahaan ke sektor pemerintahan melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib memberi balas jasa langsung.
Dari definisinya, pajak yang dinilainya positif akan menyebabkan pendapatan riil makin rendah atau harga barang maki8n mahal. Tetapi jika nilainya negatif (subsidi), pajak akan meningkat pendapatan riil atau menyebabkan harga output atau input menjadi lebih murah.
KLASIFIKASI PAJAK
Ada beberapa pengklasifikasi pajak yang
umumnya digunakan, yaitu :
1. pajak objektif,
2. Pajak subjektif,
3. Pajak langsung, dan
4. Pajak tidak langsung.
o Pajak objektif
Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak.
Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak.
o Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Biasanya bila kemampuan wajib pajak makin besar, beban pajaknya makin besar.
o Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain.
Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain.
o Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib pajak yang lain.
Tarif Pajak
Dari dua jenis tarif pajak yang paling dikenal adalah :
n pajak nominal,dan
n pajak persentase.
a) Pajak Nominal
Pajak nominal adalah pajak yang pengenaannya berdasarkan sejumlah nilai nominal tertentu. Notasi untuk pajak nominal adalah T.
Pajak nominal adalah pajak yang pengenaannya berdasarkan sejumlah nilai nominal tertentu. Notasi untuk pajak nominal adalah T.
b) Pajak persentase
Pada pajak persentase, beban pajaknya ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari dasar pengenaan pajak. Notasi untuk pajak persentase adalah t.
Pajak persentase dapat dibedakan menjadi pajak proporsional, progresif dan regresif.
. Pengaruh Pajak Terhadap Pendapatan dan Konsumsi
Dengan tetap mempertahankan asumsi bahwa pengeluaran investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G) bersifat otonomus, maka pajak akan mempengaruhi pengeluaran konsumsi melalui pengaruhnya terhadap fungsi konsumsi.
a. Pajak Nominal
Pajak nominal, pertama kali mempengaruhi pendapatan disposabel. Jika pendapatan adalah Y dan pajak nominal adalah T, maka pendapatan disposabel:
Yd = Y-T
fungsi konsumsi menurut model keynes adalah:
C = C0 + bYd
dengan demikian adanya pajak nominal, maka Yd = Y-T, sehingga fungsi konsumsi menjadi :
C = C0 + bYd
= C0 + b(Y-T)
= C0 + bY- bT
= C0 – bT + bY
b. Pajak Proporsional
Jika pajak penghasilan yang dikenakan adalah proporsional (t), maka pendapatan disposabel menjadi:
Yd = Y – tY
= Y(1-t)
akibat fungsi konsumsi berubah menjadi:
C = C0 + bYd
= C0 + b {Y(1-t)}
= C0 + bY – btY
= C0 + (b-bt)Y
Pengaruh pajak terhadap keseimbangan Ekonomi
Karena kebijakan fiskal bertujuan mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik, maka dampaknya terhadap keseimbangan ekonomi harus dipahami. Salah satu cara paling mudah melihatnya adalah dengan melihat pengaruh pajak terhadap output keseimbangan
Pajak Anggaran
Dilihat dengan perbandingan nilai penerimaan (T) dan pengeluaran (G), politik anggaran dapat dibedakan menjadi:
n anggaran tidak berimbang,dan
n anggaran berimbang.
Hasil yang dicapai dari kebijakan fiskal merupakan interaksi (resultan) dari dampak pajak san pengeluaran pemerintah terhadap output keseimbangan
Pengaruh perubahan pengeluaran pemerintah terhadap perubahan pendapatan keseimbangan seperti yang dibahas sebelumnya adalah :
∆
Y = ∆ G

(1-b)
Sedangkan pengaruh pajak terhadap pendapatan adalah:

(1-b)
a. Anggaran Defisit (Deficit Budget)
Anggaran tidak berimbang dapat dibedakan lagi menjadi anggaran defisit (deficit budget) dan anggaran surplus (surplus budget). Anggaran defisit adalah anggaran yang memng direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah (T<G atau G>T). Politik anggaran defisit, bisanya ditempuh bila pemerintah ingin menstimulir pertumbuhan ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan bila perekonomian berada dalam kondisi resesi.
Dengan asumsi kondisi awal anggaran pemerintah adalah anggaran berimbang (G = T), bila pemerintah menempuh anggaran defisit, maka ∆G > ∆T, dimana ∆G > 0 dan ∆T > 0 . karena ∆G > 0 dan ∆G > ∆T, maka jika pemerintah menempuh politik anggaran defisit, pemerintah dianggap memilih kebijakan fiskal ekspensif.

(1-b)

(1-b)
![]() |
Sehingga total pengaruhnya (karena ∆G dan ∆T) adalah :


(1-b) (1-b)


(1-b) (1-b)
Atau

(1-b)
b. Anggaran Surplus (surplus Budget)
Kebalika dari anggaran defisit, dalam anggaran surplus pemerintah merencanakan penerimaan lebih besar dari pengeluaran (T>G atau G<T). Atau dapat Juga dikatakan pemerintah menempuh politik anggaran surplus, dimana ∆G < ∆T, dimana ∆G dan ∆T >0
c.Anggaran berimbang (balance budget)
pemeirntah dikatakan menempuh politik anggaran berimbang bila pengeluaran direncanakan sama dengan penerimaan ( G=T atau T=G)
pemeirntah dikatakan menempuh politik anggaran berimbang bila pengeluaran direncanakan sama dengan penerimaan ( G=T atau T=G)

(1-b)
∆Y karena ∆T = - b ∆T

Efektifitas Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dikatakan efektif bila mampu mengubah tingkat bunga (r) dan atau output sesuai dengan yang diinginkan pemerintah. Pengaruh kebijakan fiskal terhadap output keseimbangan, pertama-tama terjadi melalui pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar barang dan jasa.
a. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Keseimbangan Pasar Barang dan jasa
b. Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansif terhadap Inflasi
Jika tambahan pengeluaran pemerintah akan menghasilkan tambahan output keseimbangan yang beberapa kali lipat, sebaiknya pemerintah terus menerus meningkatkan anggarannya. Pernyataan ini baru benar bila dalam perekonomian hanya terdiri dari pasar barang dan jasa. Dalam analisis IS-LM, perekonomian baru dikatakan berada dalam keseimbangan jika pasar uang-modal juga berada dalam keseimbangan.
Untuk melihat baik-buruknya anggaran ekspansif kita masukkan kurva LM dalam analisis, sehingga secara grafis menjadi diagram